Senin, 12 Juli 2010

Ketagihan Grey`s Anatomy



          Film ini pertama kali saya kenal saat masih di bangku kelas 3 SMA. Tapi film ini sudah membuat saya jatuh cinta. Film ini dikemas dengan sangat apik. Setiap episode diawali sebuah narasi singkat layaknya sebuah diary dari lakon utamanya yaitu Meredith Grey. Meredith grey adalah seorang dokter muda yang belajar di sebuah rumah sakit bernama Seatlle Grace Hospital. Dari situ, berkembang cerita drama tentang kehidupan sehari-hari Meredith Grey. Mulai dari masalah pekerjaan, kompetisi dengan sesama dokter muda, pertemanan dengan para dokter muda dan percintaan dengan dokter senior di rumah sakit itu.

          Cukup sebel karena Indonesia gak punya “sinetron” yang bisa dinikmati seperti ini. Setiap kasus yang ada di film ini berusaha didasarkan pada kisah nyata. Adegan yang coba dimunculkan juga terkesan nyata. Peralatan yang canggih banget bener-bener menggambarkan bagaimana situasi yang ada. Tak jarang banyak yang suka dengan film seri ini. Kasus yang diangkat terkadang ada yang tidak pernah kita tau ada di dunia nyata. Seperti ada kasus masuknya “ikan” kecil ke dalam penis laki-laki saat sedang memancing (season 3 kayaknya..hehe..). Dari film ini saya banyak belajar tentang dunia kedokteran itu sendiri. Semua penyakit coba dijelaskan dengan sangat baik. Karena memang ceritanya adalah bagaimana lakonnya belajar tentang menyembuhkan suatu penyakit.
          Film ini juga memperlihatkan bagaimana konflik yang mungkin muncul pada diri seorang dokter. Selama ini kita menganggap bahwa pekerjaan mereka adalah pekerjaan yang menyenangkan. Bisa mendatangkan banyak uang. Kerjanya juga gak susah. Tinggal kasih obat dan selesai. Tetapi ternyata tidak sesederhana itu. Tanggung jawab seorang dokter juga sangat besar. Sering sekali dalam film ini terlihat dokter yang sedih karena kehilangan pasiennya. Padahal si dokter berusaha mati-matian untuk menyelamatkan nyawa orang itu. Juga konflik ketika ada seorang tahanan suntik mati yang harus diselamatkan padahal dia juga bakal mati dalam seminggu lagi. Disaat yang sama ada pasien lain (seorang anak kecil) yang membutuhkan organ tahanan tersebut untuk bertahan hidup. Muncullah dilema di diri para dokter yang terkait. Ada yang memilih untuk tetap menyelamatkan tahanan dan tidak terpengaruh dengan kondisi pasien yang membutuhkan donor organ. Ada yang berusaha mengambil organ itu dengan cara yang sangat ekstrim. Pengemasan yang bagus membuat penonton hanyut dengan cerita di film ini. Seakan-akan kita ada disana dan merasakan semuanya. Air mata pun kadang muncul kalau sudah adegan sedih muncul.
          Banyak karakter kuat yang muncul di film ini. Selain membuka wawasan, film ini juga sangat menghibur. Film ini mengajarkan melihat seseorang dengan lebih utuh. Seorang dokter pun adalah seorang manusia. Memiliki kelemahan yang sama dengan orang lain. Kita bisa melihat bahwa pekerjaan dokter pun tidak se”enak” seperti yang dibayangkan. Tidak seperti sinetron yang ada di Indonesia. Dokter pun hanya seorang bapak-bapak atau ibu-ibu yang pake jas putih. Bahasanya mudah ditebak. Semoga Indonesia bisa menciptakan “sinetron2” yang mendunia. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar